INDONESIA HEALTH INSIGHTS 2025
Realita, Tekanan, dan Harapan di Balik Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga
Indonesia Health Insights adalah laporan kuartalan yang disusun Halodoc untuk menghadirkan analisis mendalam mengenai tren kesehatan masyarakat Indonesia. Laporan ini dirancang tidak hanya untuk menyoroti data klinis atau prevalensi penyakit, tetapi juga untuk menggali dinamika sosial, ekonomi, dan perilaku kesehatan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Edisi 2025 bertema “Wellness Warriors in Silence”, menyoroti peran vital ibu sebagai penjaga kesehatan keluarga yang kerap harus mengorbankan kesehatan diri sendiri, disusun oleh Halodoc dengan dukungan YouGov sebagai penyedia riset.
Penyedia riset:
01. PERSEPSI SOSIAL-EKONOMI
Meski memegang kendali dalam banyak keputusan penting terkait kesehatan keluarga, peran ibu jarang dianggap sebagai peran strategis. Ia dilihat sebagai pelaksana, bukan pengarah. Keputusannya kerap dianggap naluriah, bukan hasil dari proses berpikir, pengetahuan, dan evaluasi risiko yang matang.
Paradigma lama dalam persepsi sosial-ekonomi tetap menempatkan peran caregiving sepenuhnya di pundak ibu, mewarisi beban yang terus berlanjut hingga kini.
02. TANTANGAN KESEHATAN KELUARGA
Ibu tak sekadar mengandalkan naluri. Keputusan yang ia ambil bersandar pada pengalaman, informasi yang dipercaya, serta kecakapan mengelola keterbatasan sumber daya.
Tidak hanya sebagai pengasuh anak, tetapi juga sebagai penopang kesehatan suami dan pendamping utama orang tua yang menua. Mereka tidak hanya harus mengatur anggaran, tetapi juga membagi waktu dan energi untuk memastikan semua tetap terlayani, sekaligus memahami kebutuhan kesehatan yang berbeda-beda dari setiap anggota. Dengan peran yang berlapis ini, ibu sejatinya adalah Wellness Warrior, ibarat CEO Kesehatan Keluarga yang mengintegrasikan keputusan preventif, kuratif, finansial, dan emosional dalam satu waktu.
03. KESEHATAN PERSONAL & TEKANAN EMOSIONAL
Hasil riset kami menunjukkan bahwa penundaan perawatan kesehatan pribadi merupakan hal yang umum terjadi. Sebanyak 78% responden mengaku menunda janji medis atau perawatan diri dalam 12 bulan terakhir. Alasan terbesar muncul dari keterbatasan finansial (41%), diikuti oleh kecenderungan lupa memprioritaskan kesehatan pribadi (38%), serta perasaan bahwa kebutuhan kesehatan pribadi kurang penting dibandingkan kebutuhan anggota keluarga lainnya.
Ketika diminta menilai kondisi kesehatan, tingkat pentingnya, serta frekuensi penundaan pemeriksaan medis, para ibu menempatkan kesehatan kulit non-jerawat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan seksual/reproduksi, dan kesehatan mental sebagai area yang penting untuk ditangani. Namun, tidak sedikit di antara mereka yang tetap menunda pemeriksaan atau perawatan pada keempat area ini. Ini menegaskan adanya kesenjangan antara kesadaran akan kebutuhan dan praktik yang dijalankan.
04. HARAPAN YANG BELUM TERSAMPAIKAN
Kebutuhan terbesar yang disuarakan para ibu adalah akses pada layanan kesehatan yang terjangkau dan mudah diakses (39%). Bagi mereka yang sehari-hari harus mengatur ritme keluarga sekaligus bekerja, akses yang dimaksud tidak semata terkait biaya, melainkan juga kemudahan dalam memperoleh perawatan.
Kebutuhan lain yang sangat kuat adalah dukungan emosional atau psikologis (dukungan kesehatan mental) (36%). Sebanyak seperempat responden juga menekankan pentingnya ruang aman untuk berbagi tanpa stigma (25%). Saat responden ditanya lebih lanjut mengenai hal-hal yang menekan hingga menambah beban emosional dan akhirnya berdampak pada kesehatan mentalnya, terungkap berbagai tantangan yang dihadapi ibu.
Keseluruhan faktor ini membentuk lingkaran tekanan yang berlapis, membuat banyak ibu merasa kewalahan dan tidak pernah merasa cukup baik dalam memenuhi semua tuntutan. Pada akhirnya, mereka kerap dibayangi rasa bersalah, menganggap diri tidak sempurna, dan menyalahkan diri sendiri atas keterbatasan yang ada; padahal di balik itu semua, mereka telah berupaya begitu banyak dan memegang peran yang sangat sentral dalam menjaga kesehatan keluarga.
Temuan riset juga menunjukkan bahwa di balik peran sentral ibu dalam caregiving untuk semua anggota keluarga, tersimpan kebutuhan besar akan dukungan praktis dalam keseharian. Sebanyak 32% ibu berharap anggota keluarga, baik itu pasangan ataupun orang tua, atau adanya asisten untuk dapat mengambil porsi dalam pekerjaan rumah tangga. Lebih jauh lagi, 26% ibu menyoroti harapannya untuk memperoleh bantuan praktis dalam aspek caregiving itu sendiri.
Tak kalah penting, ketika ditanya bentuk apresiasi yang paling diharapkan dari peran caregiving, banyak ibu menyebut kesempatan untuk mengambil jeda pribadi (personal break). Sebanyak 37% responden menempatkannya sebagai bentuk penghargaan yang paling bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan nyata agar anggota keluarga ikut mengambil porsi pekerjaan rumah tangga maupun caregiving, sehingga ibu memiliki ruang untuk memulihkan tenaga dan menjaga keseimbangan emosional di tengah rutinitas yang intens.
Halodoc Ada untuk Ibu Sang Wellness Warrior
Semua layanan Halodoc dirancang untuk memudahkan Ibu mendapat akses cepat, mudah, dan terpercaya ke berbagai layanan kesehatan berkualitas.
Chat Dokter
Kapan Saja,
di Mana Saja
Toko Kesehatan
Beli Kebutuhan Sehat 1 Jam Sampai
Homecare
Vaksin, Lab, Booster, Kunjungan Dokter
Haloskin
Diformulasi Sesuai Kebutuhan Kulit
Halofit
Program Diet Aman Solusi Lengkap
HaloIntima
Dijamin Aman & Privasi Terjaga
Masukkan email Anda:
Copyright © 2025 Halodoc. All rights reserved.